Pages

Friday, January 08, 2016

Sebuah Persalinan


Banyak yang nanya kenapa aku memilih HOMEBIRTH untuk melahirkan anak ke-2, 
Selain alasan aku parno kalo harus nginep di RS, gak mau ninggalin Varo terlalu lama dan beberapa alasan lain, alasan yang utama adalah aku ingin memberikan sebuah persalinan yang 'Nyaman' buat anakku dan aku sendiri tentunya. 
Pilihan #homebirth tidak aku ambil dengan cara 'ujug-ujug' mendadak pengen di minggu-minggu menjelang lahiran, tapi niat itu aku nawaitu kan sejak sebelum hamil.
Dan alhamdulillah Allah mempermudahnya dengan mempertemukan aku dengan Bidan yang auranya bikin hati adem, dengan doula yang super friendly dan konselor laktasi yang penuh cinta. 
Untuk mewujudkan persalinan impianku, aku memberdayakan diri dengan membaca buku-buku tentang #gentlebirth dan mengikuti beberapa kelas prenatal seperti yoga dan tehnik pernafasan, hypnobirthing, chakra healing, positioning, emotional healing, induksi alami, dll

Tantangan terbesar? Meyakinkan Pak Suami bahwa aku dan anakku bisa melakukan proses persalinan dengan lancar dan nyaman di Rumah. Tentu saja Pak CEO gak langsung setuju, butuh banyak komunikasi, memberikan banyak referensi dan minta tolong bantuan doula n bidan utk meyakinkan. Sampai akhirnya aku hanya bilang padanya 'trust me n your baby please 😊' dan kurasa benar si baby yang membantuku meyakinkan ayahnya.

Sampai pada Hari H, kami bahkan tidak mempersiapkan Plan B secara matang untuk ke RS jika terjadi keadaan darurat, kami hanya fokus ke proses persalinan di rumah. 
Dan Alhamdulillah pada tanggal 23 Desember 2015, setelah 4 jam menikmati kontraksi, dengan support suami yang luar biasa, pada dini hari nan tenang,  dikelilingi oleh orang-orang yang aku sayang, si baby lahir ke dunia.. Ya, dia lahir di Rumah kami, dengan tanganku sendiri yang menangkapnya pertama kali dan kuserahkan ke Ayahnya. Moment itu akan selalu menjadi moment terindah dalam hidup kami 😊.
Dan ternyata proses persalinan yang tenang, lancar, nyaman dan tanpa mengejan itu bukan hanya teori dan cerita di Blog saja, itu Nyata dan aku melewatinya. 
Terima kasih Ya Allah.. Terima kasih suamiku, baby Jagad, Mas Varo, Bu Bidan, doula, konselor Laktasi, keluargaku, teman-teman yang selalu suport dan bahkan menemani via WA saat proses kontraksi.. Terima kasih untuk perjalanan #sebuahpersalinan yang Indah.